Rabu, November 26, 2008

Sampai hari ini...
Aku belum bisa memahami...
Kemarin temanku telp dan bercerita kalau si A
sedang mengurus surat perceraiannya.
Katanya karena tidak ada kecocokan.

Istilah" ketidakcocokan " sangat sering aku dengar dari mulut orang-orang
yang hendak bercerai.
Dari artis hingga sejumlah teman-teman dan bahkan dari saudara terdekatku.

Pun dari seorang kawan yang pada saat mau menikah bilang,
" Hidupku sudah sempurna karena memilikinya, I Love him So much"
Kalimat itu aku ingat karena sanggup membuatku berkaca-kaca terharu.
Tapi tiga tahun setelah itu, mereka berpisah seperti musuh bebuyutan.

Apakah dengan cinta membuat dua orang yang menikah menjadi cocok?
Rasanya sih kecocokan tidak turun dari langit.
Kecocokan itu perlu diusahakan.

Seperti pertengkaran yang tak pernah berhenti antar dua saudara kandung,
untuk hal yang sama, sepanjang hidup mereka.
Tapi itu tak pernah menghentikan cinta mereka
tak membuat mereka memutuskan bercerai sebagai saudara.

Yang harus disadari
dua saudara yang berjenis kelamin sama
yang dibesarkan dengan cara yang sama saja sering bersiteru.
Bahkan tumbuh dengan bentuk yang berbeda.
Apalagi dua manusia lain jenis kelamin, dengan cara tumbuh berbeda
Aku percaya...
dua oarang yang mau menikah, seberapa besar cintanya pun
Tak pernah cocok sampai kapanpun
seperti aku mempercayai bahwa air selalu turun ke dataran yang paling rendah.

Pernikahan bagian dari kompromi. Perbedaan Bukanlah perang
Perbedaan bukan biang perpecahan.
Sampai saat ini aku belum bisa memahami pernikahan.

Tapi satu hal yang harus disadari
bahwa aku harus bersyukur telah diberi seseorang untuk berbagi hidup
Untuk rasa syukur itu, aku harus mau mengerti bersedia kompromi.

Selamat Menyiapkan Pernikahan...Mawar!!!

Selasa, November 04, 2008

Maharku

Mengapa seorang perempuan berhak meminta maharnya?
Apakah itu berarti seorang wanita seperti barang dagangan dan seorang laki-laki "membelinya"?.

Terus terang, aku bingung menjawab pertanyaan, masku.
Aku hanya bisa menjawab," Apa ya...!?"

Apa yah kira-kira...

Minta barang mewah? minta rumah? minta uang? kayanya aneh!
Mahar seperangkat alat shalat....ach itu sih sudah biasa, ga unik !

Katanya, mahar itu menjadi penting, karena menjadi sebuah itikad dan pengikat sebuah tanggung jawab seorang laki-laki sebagai Qawwam.
Tapi, sebaik-baik mahar adalah tidak memberatkan, Mudah dan sesuai kemampuan.

Bingung !!!

Sudah lah,,,Aku ingin sepasang anting saja ( kebetulan anting ku yang sebelahnya hilang ...he hehe ) dan juga kalung yang gantungannya berupa hati...
intinya sih perhiasan laaaa

ga unik !!!!

biarlah.

( Untuk calon suamiku, ini bisa di nego maharnya kok !)

Sabtu, November 01, 2008

Aku sudah mengendapkan semuanya. Semua berjalan apa adanya, sejak aku berpikir tentang pernikahan sebagai solusi.
Aku layaknya seperti penonton pertandingan sepak bola. Aku berpikir diluar arena.
Biarlah semuanya adanya.
Tapi aku tetap menjernihkan niat.