Selasa, Mei 20, 2008

Ternyata Kami Berbeda

Tak terasa, sudah satu tahun beberapa bulan, Tahukah kau dalam tempo beberapa bulan ini, ia sudah sering membuat aku menangis. Dan ia hanya seperti takjub dan terlihat terpesona pada tangisanku yang pertama selanjutnya menjadi terbiasa.

“ jangan menagis, dhe. Aku bingung harus bagaimana...” itu yang dikatakannya saat aku menangis karena tidak bisa mengendalikan emosi.

Aku tidak mengerti.

Apakah aku juga mersakan seperti ini jika aku dulu tidak mengenalnya atau tidak jatuh cinta padanya?. Atau hanya merasakannya jika memang jatuh cinta padanya ? Entahlah. Aku kesulitan komunikasi, aku kesulitan memahami, aku kesulitan mengerti. Dia begitu pendiam. Satu tahun lebih beberapa bulan ini aku merasa seperti sebuah radio yaang terus menerus siaran 24 jam tanpa henti, dan dia adalah pendengar yang sangat jarang bekomentar, penyiar yang setia!

Aku seperti buku yang terbuka, sebab aku menceritakan semuanya; perasaan, pendapat apa saja yang seharian kulakukan. Sedangkan dia seperti buku yang tertutup yang begitu sulit ku baca.

“ Cerita dong, mas...”

“ Apa yang harus diceritakan?'.

“apa saja...”

“ Tidak ada yang menarik kok” Lalu kami lebih ke....yah...

Apakah ia tidak bahagia? Jika bahagia, mengapa ia sangat tertutup tentang keberadaan aku pada lingkungannya.

Tetapi, percayalah, dia memang sosok yang sederhana,pekerja keras dan pintar. Tapi ia kurang peka dan kurang mengerti kebutuhan ku. Ada apa ini?

Lalu, aku mencoba bertanya padanya, “ kenapa sih, mas..kelihatannya aku sepeti disembunyikan, seperti perabot rumahan saja....?”

sebagai jawabannya mungkin karena....

Apakah karena latarbelakang keluarga kami yang berbeda?

Apakah karena latarbelakang profesi kami yang berbeda?

Apakah karena kami memang berbeda dalam hal pemikiran-pemikiran hal ini?

Begitu Berbeda.

Tapi aku percaya, dia berusaha untuk mengerti aku...

semua butuh proses' katanya...