Senin, Mei 19, 2008

Kejujuran Bajuri

Bajuri, seorang penjual minyak goreng keliling seperti biasa menjajakan
dagangannya di tepian sungai Citarum. "Nyak nyak minyaaaaaaaaaaaaak",
teriaknya.

Di jalanan menurun tiba-tiba gerobaknya yang penuh dengan botol minyak
tergelincir ke Sungai Citarum. Plung ... lap ... tenggelam deh ceritanya ...

Huuuuu ... huuuu ....
menangislah dia .... "Harus kuberi makan apa istriku nanti ... huuu..."

Tiba-tiba ... seorang Malaikat yang baik hati muncul dan bertanya :
"Hai, BAJURI ... kenapa gerangankah sehingga engkau menangis begitu?"

"Oh, Malaikat ... gerobak minyak goreng saya tergelincir ke sungai ..."
adu si Bajuri.

"Baiklah ... aku akan ambilkan untukmu ..."

Tiba-tiba Malaikat itu menghilang dan muncul lagi dengan sebuah kereta
kencana dari emas, penuh dengan botol dari intan ...

"Inikah punyamu?" tanya Malaikat ...

"Bukan ... gerobakku tidak sebagus itu" .

Malaikat itu pun menghilang lagi dan muncul dengan sebuah kereta perak
dengan botol dari perunggu.

"Inikah punyamu?" tanyanya lagi.

"Bukan, hai Malaikat yang baik ... Punyaku cuma dari besi biasa
...botolnya juga botol biasa..."

Lalu Malaikat itu pergi lagi ... dan kali ini kembali dengan gerobak dan
botol Si BAJURI.

"Inikah punyamu?"

"Alhamdulillah ... benar ya Malaikat. Terima kasih sekali engkau telah
mengambilkannya untukku".

Malaikat berkata", Engkau jujur sekali, ya BAJURI. Untuk itu sebagai
hadiah ... aku berikan semua kereta dan botol tadi untukmu..."

"HuhHuh?? Alhamdulillah .... terima kasih ya Allah ... terima kasih ya
Malaikat ..."

=====

Sebulan kemudian, BAJURI rafting bersama istrinya di sungai yang sama ...
Naas tak dapat ditolak, malang tak bisa dihindari ... Perahu karetnya
terbalik dan istrinya hanyut ...

"Huuuuuuuuuuuuuuuuuu.... huuuuuuuuuuu ....... istriku ... di mana engkau
....", isaknya ...

Tiba-tiba Malaikat pun muncul lagi ... "Kenapa lagi engkau, ya BAJURI ?"

"Istri saya hanyut dan tenggelam di sungai, hai Malaikat ..."

"Ohhh ... tenang ... aku ambilkan ..."

Plash ... Malaikat itu menghilang dan tiba-tiba muncul kembali sambil
membawa Nafa Urbach ... yang ada tato mawar di perutnya ...

"Inikah istrimu?" tanya Malaikat ...

"Betul, Malaikat ... dialah istriku ..."

"Haaaaaa .... BAJURI!!!" Malaikat membentak marah. "Sejak kapan kamu
berani bohong? Di manakah kejujuran kamu sekarang?"

Sambil bergetar dan berjongkok ... BAJURI berkata : "Ya, Malaikat ...
kalau aku jujur ... nanti engkau menghilang lagi dan membawa Bella
Saphira ... kalau kubilang lagi bukan ... maka engkau akan menghilang
lagi dan membawa lagi istriku yang sebenarnya ... Lalu ... engkau akan
bilang bahwa aku jujur sekali ... dan engkau akan memberikan
ketiga-tiganya kepadaku...

Buat membiayai hidup Nafa saja aku bingung gimana caranya ... apalagi
tiga-tiganya??? "

Malaikat pun termangu dan bengong ....
"Benar juga kamu ... realistis ...!" Sip, mantap!



--

cerita kemarin

Lonceng kemarin masih mendenting tajam
Dan sapa itu masih mengiang tajam dirongga telingaku
Aku masih ingat cerita kemarin
kala kita masih bersenda gurau, ada kecewa, ada prasangka,
dan juga bahagia
Saat itu aku merasa punya arti
ternyata aku salah menilai mu....

dan tahukah kamu yang kurasakan saat ini.
aku ingin ada setan-setan kebencian berada di hatiku.
tapi...
aku tak berdaya
aku tak sanggup untuk membencimu walaupun aku tahu....
mungkin kau.....???
saat ini aku duduk termangu...
sapa lonceng itu masih mengiang mendenting tajam.....