Rabu, Mei 21, 2008

Ambil yang terbaik dari kekasihmu

Jangan pernah menuduh bahwa aku tidak mencintai dia. Dia adalah laki-laki yang terbaik yang pernah masuk dalam kehidupanku. Hanya saja, prioritas-prioritas dan cara kami mengungkapkan cinta jauh berbeda.

Bagiku, mengobrol, saling bercerita, saling memeluk, dan saling memuji, adalah prioritas utama untuk mengungkapkan perasaan. Tetapi ternyata tidak baginya. Dia tidak menyukai Rutinitas dengan telp setiap hari dalam beberapa jam.

Suatu kali aku bertanya padanya, “ Mas, apa yang terbaik yang aku miliki yang mas rasakan?”

Dia terdiam, seperti biasa, ia tidak menatap mataku, Hmmm padahal aku ngin lho...

Lalu perlahan ia berkata, kamu...orangnya pinter, cerdas, sangat menghargai aku, cuma kalo marah kamu itu lho...sering meledak-ledak tidak terkontrol.......”

Aku masih terdiam. Menunggu. Waktu terasa lambat. Ruang diantara kami berdua melebar. Please, jangan ciptakan jurang diantara kita.

Sudah.... itu saja,” Katanya Pelan.

Aku mengubah posisi, sehingga aku bisa melihat kedalam bola matanya. Meski tidak selalu berhasil, Dia hanya melihat sekilas-sekilas. Seperti kurang peduli.

Apakah tidak ada yang dirasakanya? Apakah pelayanan ku selama ini bukanlah sesuatu yang di inginkannya?Lalu kebaikanku tidak adakah yang dirasakan olehnya?

Aku menagis.

Dia kebingungan.

Tetapi kemudian aku berusaha menghentikan tangisku, Lalu berkata,” Kalo mas...yang terbaik yang mas miliki dan terasa bagiku adalah, mas orang yang lembut, tidak pernah membentak disaat aku marah, mas baik, tidak pernah memaksa, mas selalu mendahulukan kepentinganku, Aku sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang sekali sama mas....”